Menyama braya adalah sebuah konsep ideal yang bersumber dari sistem nilai budaya masyarakat Bali yang dapat difungsikan sebagai salah satu media pemersatu bangsa. Nilai budaya menyama braya, mengandung makna persamaan, persaudaraan, dan pengakuan sosial dengan pernyataan bahwa kita adalah bersaudara. Sebagai satu kesatuan persaudaraan maka sikap dan perilaku dalam memandang orang lain sebagai saudara yang patut diajak bersama dalam suka maupun duka.
Secara etimologi, konsep menyama braya terdiri dari dua kata, yaitu “nyama” dan “braya”. Nyama artinya saudara. Menyama berarti bersaudara, bisa saudara kandung/bersaudara karena hubungan darah (vertikal). Nyama/menyama adalah saudara/bersaudara karena berasal dari satu keturunan darah, tunggal dadia/tunggal purusa (saudara kandung, misan, mindon). Sementara kata “braya” berarti tetangga terdekat atau orang sekitar (horizontal). Istilah “braya” dalam bahasa Bali juga disebut “semeton”. “Se” berarti satu dan “meton” yang berasal dari kata “metu” berarti lahir. Atas dasar itu “braya” adalah semua umat manusia karena satu jalan kelahiran.
seperti yang terjadi di Desa sambirenteng Kecamatan Tejakula telah berlangsung lama dan turun temurun sejak tahun 1920, menyama braya dalam panduan semangat saling membantu satu sama lain tidak mengenal agama maupun suku antara warga muslim dan warga hindu dalam hal kegiatan sosial. salah satu konsep menyama braya yang tumbuh hingga saat ini adalah tradisi ngejot. ngejot merupakan tradisi yang memunculkan kebersamaan dan biasa dilakukan oleh umat Hindu dan Islam pada hari raya besar keagamaan seperti Galungan dan Kuningan, Idul Fitri dan Maulid Nabi.Ngejot ini memiliki beberapa fungsi yakni ngejot sebagai bentuk permakluman kepada yang diberi jotan bahwa yang ngejot tersebut memiliki acara tertentu, fungsi selanjutnya sebagai undangan untuk datang ketempat orang yang ngejot tersebut.Fungsi yang lainnya adalah untuk ucapan terimakasih karena yang diberi jotan tersebut telah membantu dalam penyelesaian sebuah upacara tertentu yang dilakukan orang yang memberi jotan tersebut. jotan yang di bawa biasanya berupa makanan dan minuman.
selain tradisi ngejot warga dusun gretek juga turut menghadiri kegiatan manusa yadnya dan medelokan. manusya yadnye merupakan tradisi umat hindu dalam acara pengabenan atau kematian. umat islam turut menghadiri kegiatan ini dengan membawa alat-alat masak sendiri dari rumah. kemudian memasak makanan dan minuman untuk diberikan kepada masyrakat yang hadir. maksud membawa lata alat maska tersebut untuk menjamin halalnya hidangan dan juga bentuk toleransi dalam beragama.
medelokan merupakan kegiatan menghadiri acara kematian di dalam islam sendiri medelokan sama halnya dengan takziah. umat islam akan hadir jika ada umat hindu yang meninggal dunia dan berkunjung selama 3 hari. begitu pula umat hindu akan menghadiri acara pemakaman umat islam selama 9 hari berturut-turut.